Peran Santri Dalam Mengembangkan Nahdlatul Wathan Via Media Sosial
Diera prindustrian 4.0
segalanya membutuhkan teknologi yang digunakan untuk membantu meringankan beban
manusia. Teknologi tidak mencul dizaman millenial sekarang ini tetapi teknologi
sudah ada sejek awal pergerakan kemerdekaan bangsa kita “indonesia”. Melalui teknologi informasi atau media cetak pemerintah
indonesia mulai melawan penjajahan belanda dengan cara membuat narasi narasi
yang membangkitkan semangat juang pemuda indonesia untuk memukul mundur
penjajahan belanda.
Seiring pekembangan
waktu teknologi semakin canggih dan terus mengalami pembaharuan setiap
waktunya. Yang menyebabkan pemuda generasi harus mampu menyesuaikan diri dengan
teknologi. Sejarah mengatakan bahwa salah satu dasar pancasila menjadi dasar
negara kita adala agar bisa “menerima
perubahan” seiring berkembangnya waktu, sehingga teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan
manusia yang tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan mereka yang
dikatakan Santri adalah pemuda yeng berpendidikan, peduli, dan siap menjadi
generasi emas indonesia yang bertqwa kepada tuhan yang mahasa Esa, berahlak
qur’ani, intlektual, dan bermoral .maka dari itu perlu dikokohkan hati dan
pikiran mereka melalui Nahdalatul Wathan dengan belajar ilmu-ilmu yang
berlandaskan al-qur’an dan al hadist yang diajarkan langsung oleh ahlinya.
Berbicara al-qur’an
dan al hadist terlintas diotak kita adalah organisasi Islam yang sudah tersebar
di 24 Provinsi di Indonesia yang didirakn oleh guru besar kita yang tercinta almagfurullah
bapak maulana syaik zainuddin abdul majid pada 1 Maret 1953 dengan Visi
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa dan
terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memproleh ridha allah di
Dunia dan akhirat berdasarkan pad “pokonya NW, pokok NW iman dan taqwa, dan Misinya
adalah menyelengakan pendidikan, sosial, dan dakwah islamiyah.
Maka bagi mereka
anjum-anjum Nahdalatul Wathan wajib hukumnya mengembankan Nahdalatul Wathan
dimana dan kapan saja berada sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai yang
tertera dalam sumpah bai’at Nahdalatul
Wathan.
Maka untuk itu kita
sebagai anjum-anjum Nahdalatul Wathan wajib menyebarluaska Nahdalatul Wathan
sampai pelosok negeri bahkan sampai dunia mengenal Nahdalatul Wathan. Melalui
apa??. Sosial media dengan sosial media yang jauh terasa dakat dan yang dekat
terasa jauh.
Sosial media adalah
alat yang paling cepat untuk mengembangkan Nahdalatul Wathan karena siapa saja
dan dimanasaja berada kita dapat membaca dan melihat bagaimana Nahdalatul
Wathan, Merosotnya moralitas
bangsa akan diminimalisir oleh anjum-anjum Nahdalatul Wathan yang menyebar
luaskan Nahdalatul Wathan yang terdapat didalmnya mereka melihat bagimana Nahdalatul
Wathan mendidik santri, melihat karya karyanya, dan kehidupan santri Nahdalatul
Wathan yang positif selain itu juga
menyabarkan termasuk dakwah sehingga masyarakat yang tidak mengenal Nahdalatul
Wathan sedikit demi sedikit membuka hati untuk belajar Nahdalatul Wathan.
Menurut
hasil riset yang dilakukan oleh weareslsosial hootsuite yang dirilis pada
januari 2019 menyatakan 150 juta jiwa penguna sosial media di Indonesia
(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-pengguna-media-sosial-indonesia) maka dari itu, ini menjadi sebuah peluang yang besar bagi santri
Nahdalatul Wathan mengembangkan Nahdalatul Wathan melalui sosial media. sudah menjadi sebuah keharusan bagi santri
atau anjum-anjum Nahdalatul Wathan untuk mengembangkan Nahdalatul Wathan
melalui sosial media.
Mari
kita menjadi santri Nahdalatul Wathan yang berbudi pekerti, baik dilingkungan
masyarakat maupun didalam sosial media
jadikan sosial media sebagai tempat perjuangan Nahdalatul Wathan dan menyiarkan ajaran islam ahlusunnah wal
jamaah ala imam syafii.