Allah Ta’ala firmankan dalam banyak ayat-Nya maupun risalah Nabi-Nya tentang salah satu kaidah yang penting untuk memahami dan merealisasikan istiqomah, yaitu memahami bahwa istiqomah adalah karunia dan pemberian dari Allah, bukan semata-mata karena usaha. Bahkan kita harus meyakini bahwa seluruh urusan ada di tangan Allah, atas kuasa dan kehendak Allah. Allah akan memberikan petunjuk berupa istiqomah di atas jalan kebenaran kepada siapa yang Allah inginkan dan Allah pulalah yang memalingkan hamba dari jalan kebenaran kepada siapa yang Allah kehendaki. Yang harus kita yakini, kehendak Allah selalu mengandung hikmah kebaikan. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
“Dan pasti Kami tunjukan kepada mereka jalan yang lurus.” (QS. An-Nisa: 68).
Allah juga berfirman
لَقَدْ أَنْزَلْنَا آيَاتٍ مُبَيِّنَاتٍ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيم
“Sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki ke jalan yang lurus.” (QS. An-Nur: 46).
Ayat yang menjelaskan bahwa istiqomah di atas jalan kebenaran merupakan karunia dan pemberian Allah amatlah banyak dan disebutkan berulang-ulang dalam al-qur’an. Diantara faidahnya, agar kita hanya bergantung dan berharap istiqomah kepada Allah saja.
Dalil lain yang menunjukkan istiqomah merupakan pemberian dari Allah yaitu; Rasulullah senantiasa memperbanyak (dan mengulang-ulang) berdo’a kepada Allah agar Allah tetapkan hati beliau di atas istiqomah. Beliau selalu berdoa,
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبَيْ عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agama-Mu.”
Tidak kita ragukan lagi bagaimana keimanan Rasulullah dan amal beliau, bahkan beliau sudah Allah jaminkan surga untuk-Nya. Namun, Rasulullah senantiasa memohon istiqomah kepada Allah dalam do’a-do’a beliau. Tentu kita dengan kadar taqwa, ilmu dan amal yang amat jauh dari beliau harusnya lebih banyak meminta kepada Allah. Kita dengan segala kelemahan dalam beragama, lebih rentan terkena syubhat dan syahwat harusnya lebih besar pengharapannya kepada Allah agar Allah jaga kita dari penyimpangan dalam beragama dan istiqomah di atas jalan islam sesuai al-Quran dan sunnah.
مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia
Maksudnya di dalam menapaki kehidupan ini kita harus istiqamah berjalan pada jalan yang benar supaya kita sampai pada tujuan hakiki hidup kita, yaitu kebahagian di dunia dan akhirat.